Harapan Baru 2016, Galangan Kapal Batam Mulai Menggeliat Lagi

Dalam dekade 10 tahun lalu, Batam adalah kota industri yang mampu menyerap banyak investor dan juga tenaga kerja. Termasuk dalam bidang industri perkapalan, dari 250 galangan kapal di Indonesia setengahnya beroperasi di pulau Batam. Salah satu galangan yang terkenal yaitu Drydock mampu menyerap hingga 11.000 karyawan pria. Oleh karena itu, banyak perantau menetapkan tujuannya ke Batam karena tampaknya mudah untuk menemukan peluang kerja.

Industri galangan kapal yang lesu mengakibatkan banyaknya pengangguran di kota Batam

Namun mulai tahun 2015 terlihat tanda-tanda kemerosotan yang sangat drastis dalam perindustrian di Batam. Tercatat 30.000 karyawan berhenti dan diphk dari galangan karena lesunya industri perkapalan. Lesunya industri perkapalan disinyalir karena pengaruh global yang melanda, yakni dimana harga batu bara dan minyak dunia yang turun drastis. Saat ini hanya 114 perusahaan galangan kapal di batam  dan 48 industri penunjang galangan yang masih bertahan. Proyek yang ditangani perusahaan ini juga hanya segelintir tidak mampu mengurangi pengangguran yang semakin bengkak setiap bulannya. PT Citra Shipyard contohnya, dua tahun lalu galangan ini mampu mempekerjakan 8.000 karyawan, namun saat ini hanya tersisa 1.000 orang karena sepinya order.

Di tahun 2016, beberapa orderan yang mendatangi perusahaan galangan seolah menjadi angin segar bagi perindustrian Batam. Pada bulan April, Kerajaan Malaysia pesan dua unit kapal dari PT Citra Shipyard Batam. Dua kapal yang dipesana yakni jenis Harbour Tug TB-096 dan TB-098. Menurut Hendri Osva, Manager Operasi PT.Citra Shipyard Batam, pesanan tersebut merupakan pesanan pertama namun bukan merupakan kontrak pertama dengan Kerajaan Malaysia di PT.Citra Shipyard Batam. Sebelum itu Malaysia pernah beberapa kali melakukan perbaikan kapal di PT.Citra Shipyard. Malaysia memilih untuk memesan kapal dari PT.Citra Shipyard Batam dikarenakan galangan tersebut menawarkan pengerjaan proyek selama 12 bulan. Waktu pengerjaan itu lebih cepat dibanding galangan lain menawarkan waktu pengerjaan selama 15 bulan. 

Kerajaan Malaysia memesan kapal dari PT.Citra Shipyard

Selain proyek pesanan kapal dari Malaysia, saat ini PT.Citra Shipyard sedang melakukan finishing dua unit kapal perambuan milik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) dan TB-098. Panjang masing-masing dari dua kapal kenavigasian itu 60 meter dan kontraknya bernilai Rp 233,77 miliar. Seluruhnya ditargetkan selesai pada Agustus 2017. 

Anggota DPR sedang mengunjungi galangan PT Citra Shipyard

Membuka bulan Juni, peningkatan investasi 9 persen turut meniup kegerahan yang terjadi di perindustrian kapal Batam. Sekitar 62 proyek baru diluncurkan di Batam dengan nilai mencapai 391 juta Dollar AS. Perusahaan galangan mulai memproduksi beberapa tug boat yang akan dibeli oleh peminat saat sudah jadi. Sebuah kapal mewah untuk penyelam yang sudah selesai tahun ini yang diberi nama Blue Manta akan disusul dengan produksi kapal Yellow Manta.

Launching Kapal Mewah untuk penyelam "Blue Manta"

Februari kemarin, Palindo Marine hari ini menandatangani pembangunan 5 kapal navigasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) senilai  Rp 618 miliar. Kemenhub sendiri membutuhkan 50 unit kapal navigasi baru. Tanggal 16 Juni 2016, PT Palindo Marine akhirnya melakukan serah terima 4 kapal patroli kepada Koarmatim. Proyek empat kapal patroli tersebut merupakan proyek yang dikerjakan bersama PT Karimun Anugerah Sejati. Keempat kapal tersebut terdiri dari KAL Bawean, KAL Kelambau, KAL Wayag, dan KAL Tidore. 

Jajaran TNI AL foto bareng dengan latarbelakang kapal patroli yang diproduksi PT Palindo Marine