Lady Frizzy's shout: Tips hidup di tempat yang bernama bumi; Melakukan yang Terbaik

Melupakan Rasa

Aku sedang duduk di teras rumah. Memandangi lautan bintang, menengadah lalu menoleh ke bawah. Ah, aku melupakan teh hangatku. Aku tersenyum sambil meraih gelas. Kuteguk, dan astaga! Aku bukan hanya melupakan tehku, ada banyak hal yang kupikirkan tadi yang terlupa kini.

Aku melupakan kedua mata dari seseorang. Mata yang kadang hangat, redup atau murung. Mata yang menanyakan apa aku baik-baik saja. Ah, aku juga lupa kadang mata itu bisa menjadi dendam. Atau saat mata itu redup, penuh kasih menciumku. Aku telah melupakan semuanya. Aku sangat heran dan berkata, bagaimana bisa?


Aku melupakan bagaimana aku dulu bisa terdampar di tempat yang asing bersama seseorang. Kami mendapati diri kami sedang berada di dunia yang penuh dengan kebimbangan. Kadang kami saling memberanikan diri dengan menggenggam tangan, kadang melepas dengan penuh ketakutan. Kadang kami berpisah di tempat yang ramai, dan di tempat yang sepi kami saling menghibur diri masing-masing.

Aku lupa bahwa malam lebih manis dari biasanya saat kami bersama. Tidak ada malam yang lebih menarik, sayang untuk dilupakan dari pada malam yang kami rajut sederhana. Malam yang penuh kekhawatiran, ketakutan, namun menyenangkan karena penuh mimpi yang membebaskan.

Aku melupakan debaran jantungku, saat menyadari kami akan bertemu, atau kami sedang bersama, atau getarnya yang semakin hebat saat kami akan berpisah. Hingga saat ini, jantungku berhenti berdebar. Aku lupa apa rasanya jantung yang berdebar.

Aku lupa kalau aku pernah peduli dengan dirinya. Ingin tahu dia siapa. Apa yang dia impikan. Pakaian apa yang sering dikenakannya. Nada suaranya. Tubuhnya yang tegap untukku bersandar. Hati yang tulus untuk dipercaya. Untaian kalimat bijak saat kubutuhkan. Kepastian yang melegakan. Aku lupa, apa aku bisa melupakannya.

No comments:

Post a Comment